Saturday, 19 March 2016


   KEJADIAN GUNUNG GANANG

Ahli Kumpulan:                                             No. Matrik:
1. Nursharina Shasha Binti Mohd Shukri  ( 16DEP15F1007 )
2. Siti Nadiah Binti Othman                      ( 16DEP15F1033 )
3. Norsyahida Binti Ab Rahman               ( 16DEP15F1041 )

Kelas: DEP2A

Sesi: Disember 2015

Nama Pensyarah: Pn Raihan Binti Ahmad
 


PENGENALAN


MAKSUD GUNUNG:


Kejadian gunung di bumi adalah untuk mengukuhkan kedudukan bumi supaya bumi itu tidak bergoncang apabila bumi beredar atas paksinya.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopaedia Britannica memerlukan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar boleh didefinisikan sebagai gunung.


DEFINISI:

 Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau boleh juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung boleh memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeza.
Sebenarnya tidak ada definisi umum untuk gunung. Ketinggian, kecuraman, jarak dan kontinuitas dapat dijadikan kriteria dalam mendefinisikan gunung. Menurut KBBI, definisi gunung adalah "Bukit yg sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)".

GEOLOGI:

 Terdapat tiga jenis utama dari gunung. Gunung api, gunung lipatan, dan gunung patahan.Ketiga jenis ini terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian dari kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam. Tenaga endogen, pengangkatan isotasi dan intrusi magma mengangkat lapisan batuan ke atas dan membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari dataran sekitar. Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika bukitnya lebih tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung. Pegunungan utama cenderung terbentuk dalam garis panjang yang menandakan batas dan aktiviti sebuah lempeng tektonik.

Bentuk Permukaan Bumi Daratan

Daratan adalah suatu wilayah yang ada di atas permukaan bumi. Relief permukaan bumi daratan bisa kita lihat secara langsung. Keanekaragaman bentuk permukaan bumi daratan sangat banyak bahkan keanekaragaman bentuk ini menyebabkan perbedaan budaya dan bahasa di muka bumi ini. Ada banyak sekali bentuk – bentuk permukaan bumi daratan, di antaranya adalah:

Pegunungan

Pegunungan adalah kumpulan gunung – gunung yang saling berdekatan atau disebut juga dengan gugusan beberapa gunung. Pegunungan dikelompokkan menjadi dua jenis pegunungan, yaitu pegunungan tinggi yang ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 15. 00 meter di atas permukaan laut dan pegunungan rendah yang ketinggiannya mencapai 500 – 15.00. Contoh pegunungan yang sangat tinggi dan panjang adalah pegunungan alpen yang memisahkan benua Asia dan Eropah.

Gunung

Gunung adalah permukaan bumi yang menonjol dan menjulang tinggi. Gunung memiliki puncak, lereng dan kaki gunung. Ada dua jenis gunung yang ada di muka bumi ini, yaitu gunung aktif yang disebut dengan gunung berapi dan gunung tidak aktif. Contoh gunung tertinggi yang ada di bumi ini adalah Gunung Everest di Nepal.

Bukit/Perbukitan

Bukit atau perbukitan adalah suatu wilayah yang memiliki ketinggian antara 200 – 500 meter di atas permukaan laut. Bentuk perbukitan ini hampir menyerupai bentuk pegunungan, namun memiliki ketinggian yang lebih rendah. Di sekitar perbukitan biasanya ada sebuah wilayah yang landai dan subur yang disebut dengan lembah.

"Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaaf : 38)






PERANAN GUNUNG DALAM AL-QURAN

Sangat menarik  untuk dicatat bahawa fakta-fakta ini yang ditemukan oleh geologi moden di masa kita sekarang telah terungkap dalam Al-Qur'an: Dia menciptakan langit tanpa tiang yamg dapat kau lihat; Dia memancangkan di atas bumi gunung-ganang supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia menebarkan di dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Qur,an Surah Luqman 31:10)

PERANAN GUNUNG DALAM SAINS

Tekanan yang didesakkan oleh pegunungan terhadap kerak bumi dengan masa yang amat panjang itu mencegah pergerakan magma di kerak bumi dari penjangkauan bumi dan penghancuran kerak bumi. Lapisan tengah bumi, yang disebut inti, merupakan kawasan yang terbuat dari bahan-bahan yang mendidih di suhu yang mencapai ribuan darjah. Pergerakan di inti ini menyebabkan pemisahan bahagian untuk tegak di antara pelat-pelat bumi. pegunungan yang tegak di bahagian ini menghalangi pergerakan ke atas dan melindungi bumi dari gempa bumi yang kuat.


 
KEJADIAN GUNUNG

menurut kajian geologis, pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan dan perbenturan pelat raksasa yang merupakan kerak bumi. Pelat-pelat ini amat besar dan membawa semua benuanya. Bila dua pelat bertembung, yang satu biasanya tergelincir di bawah yang lain dan puing-puing di antara keduanya terangkat. Tonjolan besar di puing-puing yang dipadatkan ini membentuk pegunungan dengan terangkat lebih tinggi daripada sekelilingnya. Sementara itu, tonjolan yang merupakan pegunungan bergerak di bawah tanah. Ini bererti bahawa pegunungan mempunyai bahagian yang terseret ke bawah sebesar bahagiannya yang terlihat.   



Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah berfirman:

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak? (An Naba', 78: 6-7)
 

Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19.

Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman:

وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ  

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)




Surah AlWaqi'ah. Ayat 005.



Dan gunung-ganang dihancur leburkan dengan selebur-leburnya,



Surah AlMa'arij. Ayat 009.
Dan gunung-ganang pula menjadi seperti bulu (yang berterbangan)




                                                                                                                      

 

MUKJIZAT AL-QURAN-FUNGSI GUNUNG-GANANG


Di dalam al-Quran Allah telah menjelaskan bahawa semua ciptaaNya tidak dijadikan dengan sia-sia tanpa sebarang fungsi. Firman Allah :

Dan (ingatlah) tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main (sia-sia) (al-Anbiya’[21:16]).

Bumi yang luas terbentang mempunyai berbagai-bagai komponen utama yang tambah menyempurnakan susun atur alam ini. Di antara komponen yang penting kepada kewujudan alam ini ialah bentuk muka bumi yang berbukit-bukau dan bergunung-ganang. Tidak dapat dinafikan, kewujudan bukit-bukau dan gunung-ganang di serata dunia mempunyai fungsinya yang tertentu kepada kestabilan alam. Di antara fungsi segala bukit bukau dan gunung-ganang ini ialah sebagai penstabil bumi daripada sebarang gegaran.

Oleh sebab itu, para ahli kaji bumi dan ahli geologi menyarankan agar bukit-bukau serta gunung-ganang tidak diusik demi untuk menjaga kestabilan ekosistem alam. Tragedi yang berlaku di serta tempat seperti peristiwa runtuhan yang berlaku di kawasan Hulu kelang akhir-akhir ini adalah bukti kederhakaan manusia kepada fungsi bukit-bukau serta gunung-ganang. Keghairahan mengejar kemajuan serta membuat pembangunan tanpa mengambil kira susun atur ekosistem alam telah mengundang berbaga-bagai bencana alam.

Disebabkan faktor ini, pihak kerajaan melalui Kementerian Sumber Asli dan Alam Sekitar dan Pihak Berkuasa Tempatan telah menetapkan garis panduan khusus yang mesti dipatuhi tentang projek pembangunan di kawasan tanah tinggi yang berisiko. Langkah ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan alam dan kesinambungan kehidupan manusia.

Ketika membicarakan tentang fungsi alam ciptaan Allah, al-Quran yang diturunkan semenjak 1400 tahun dahulu telah sedia menjelaskan fungsi kewujudan bukit-bukau serta gunung-ganang sebagai pasak dan penstabil bumi daripada gegaran. Firman Allah:

(Mengapa kamu ragu-ragukan kekuasaan Kami menghidupkan semula orang-orang yang telah mati?) Bukankah Kami telah menjadikan bumi (terbentang luas) sebagai hamparan? Dan gunung-ganang sebagai pancang pasaknya? (al-Naba’[78:6-7]).
Allah juga berfirman :

Dan Ia mengadakan di bumi gunung-ganang yang menetapnya supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu; dan Ia mengadakan sungai-sungai serta jalan-jalan lalu lalang, supaya kamu dapat sampai ke matlamat yang kamu tuju. (al-Nahl[16:15]).

Juga firman Allah :

Dan Kami telah menjadikan di bumi gunung-ganang yang menetapnya, supaya bumi itu tidak menggegar mereka; dan Kami jadikan padanya celah-celah sebagai jalan-jalan lalu-lalang, supaya mereka dapat sampai kepada mencapai keperluan rohani dan jasmani. (al-Anbiya’[21:31]).

Fakta yang terkandung di dalam ayat-ayat di atas ternyata bertepatan dengan ilmu geologi moden yang mengakui kepentingan bukit-bukau serta gunung-ganang sebagai faktor pasak atau penstabil bumi daripada sebarang gegaran, tanah runtuh dan gempa bumi. Selain itu penemuan baru para saintis di bidang geologi dan kaji bumi juga mendapati bahawa bukit-bukau dan gunung-ganang sememangnya mempunyai akar yang jauh lebih dalam ke dasar bumi berbanding dengan puncaknya. Ini dijelaskan oleh Raymond Siever,seorang tokong kaji bumi yang tersohor di dunia. 
Oleh itu apabila bukit-bukau serta gunung-ganang semakin banyak digondol serta ditarah untuk tujuan pembangunan, maka kestabilan tanah akan terancam dan semakin banyak bencana alam seperti gempa bumi, gegaran dan tanah runtuh akan berlaku. Ini bertepatan dengan amaran Allah di dalam firmanNya:

Telah timbul berbagai kerosakan dan bala bencana di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleh tangan manusia; (timbulnya yang demikian) kerana Allah hendak merasakan mereka sebahagian dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka telah lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat) (al-Rum[30:41]).
Contoh mudah yang boleh digunakan untuk memahami konsep ini ialah dengan memberikan contoh sehelai kertas yang diletakkan di atas meja. Kertas tersebut akan senang berterbangan apabila ditiup angin kerana tidak ada paku atau benda-benda berat yang menahannya daripada bergerak. Apabila benda-benda berat yang kita ibaratkan sebagai gunung-ganang diletakkan di atas kertas tersebut, kedudukannya akan bertambah stabil dan sukar diusik oleh angin yang bertiup atau arus air yang mengalir.

Para ulama juga menyokong teori ini dengan perumpamaan seorang nelayan yang berdiri di hujung perahunya yang kosong. Perahu nelayan tersebut sudah pasti akan terjongket, terbalik dan tidak stabil. Oleh itu, untuk menambahkan kestabilan perahu tersebut, nelayan itu perlu meletakkan barang-barang yang berat di dalam perahunya. Barang-barang itu juga boleh diumpamakan seperti bukit-bukau serta gunung-ganang. Setelah diisi dengan barang-barang tersebut, nelayan itu akan dapat berdiri dengan stabil di hujung perahu seperti yang dilakukannya sebelum ini.

Rakaman Pendaki Di Puncak Gunung Kinabalu | Sabah Earthquake

KENAPA ALLAH SWT MENCIPTAKAN GUNUNG?

Kita semua pasti sepakat dengan kalimat-kalimat spt ini ; Tiada pernah ada sedikitpun Allah menciptakan semua mahluknya yang tiada bernilai guna atau sia-sia..Meski pun mahluk itu teramat kecil dan tak bisa dilihat dengan kasat mata. Demikian pula hal nya dengan penciptaan gunung-gunung di hamparan alam semesta ini.

Sementara itu GUNUNG MERAPI adalah salah satu nama daripada ribuan nama yang diberikan kepada ciptaan Allah SWT yang bernama gunung. Fungsi Gunung adalah penyeimbang bumi di mana tanpanya bumi akan beroleng (bergerak) tidak tentu arah. Inilah satu fungsi gunung yang ditetapkan al-Quran lebih 1,400 tahun lalu.

Di dalam Al Qura’n tidak sedikit firman Allah yang berkaitan dengan peranan, fungsi dan nilai guna gunung bagi kehidupan ini..Salah satu fungsi utamanya adalah penyeimbang bumi atau sebagai “ TIANG PANCANG bumi “di mana tanpanya (gunung2) bumi akan beroleng (bergerak) tidak tentu arah. Inilah satu fungsi gunung yang ditetapkan al-Quran lebih 1,400 tahun lalu.

Al-Quran menyebutnya seperti berikut: “Dan gunung-ganang sebagai pancang pasaknya.” (QS. al-Naba: 7) Dalam ayat lain Allah pun berfirman yang artinya: “Dan Dia mengadakan di bumi gunung-gunung yang menetapkannya supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu, dan Dia mengadakan sungai-sungai serta jalan-jalan lalu-lalang, supaya kamu dapat sampai ke matlamat yang kamu tuju.” ( QS. al-Nahl: 15 )
Al-Quran menyebut gunung dengan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama kata jamak *JIBAL* dan disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal ‘JABAL’ disebut enam kali dan yang kedua kata ‘RAWASI’ yang diulang sebanyak 10 kali.

Menurut Rosihan dan Fadlullah, istilah jabal lebih bersifat umum, sedangkan rawasi kemungkinan dimaksudkan khusus untuk menyebutkan gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi. Hal ini dikuatkan pula oleh makna dasar dari-pada kata berkenaan. Kata rawasi bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang bergoncang menjadi diam, dalam hal ini benda yang bergoncang adalah bumi.

Penyebutan rawasi juga selalu didahului dengan kata alqa berarti ‘mencampakkan’, atau ‘meletakkan sesuatu yang belum ada sebelumnya di tempat itu.’ Makna ini sesuai dengan uraian ilmiah mengenai gunung. Gunung-gunung yang berada di batas lempeng (divergence mahupun convergence) memang tidak muncul bersamaan dengan pembentukan daratan, melainkan harus melalui proses tektonik terlebih dulu.

Penggunaan istilah makrifat (al) yang mendahului kata ard dalam Surah Al-Nahl ayat 15. Ini adalah Isim (kata benda) yang menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bagian tertentu dari bumi. Ini bererti ‘gunung’ dimaksudkan dalam ayat tidak terdapat di seluruh permukaan bumi, akan tetapi hanya pada wilayah tertentu. Wilayah itu kemungkinan adalah batas-batas lempeng.

Bagian lain setelah kata rawasi dalam ayat ini adalah perkataan an tamiida bikum yang bermakna ‘supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu.’ Perkataan ini mungkin menunjukkan ‘gunung’ yang dibicarakan dalam ayat itu ialah gunung berada dekat dengan permukiman manusia, yakni gunung-gunung di batas lempeng konvergen. Gunung di bawah laut (batas lempeng divergen) mungkin tidak termasuk dalam ‘gunung’ yang dibicarakan ayat ini.

Dalam al-Quran disebut gunung 49 kali mempunyai tujuan tertentu. Dengan bilangan sebanyak itu, sudah tentu gunung mempunyai kedudukan tersendiri dalam rangkaian makhluk ciptaan Allah. Kita boleh mengkategorikan pembahasan gunung dalam 49 ayat itu kepada pembahasan mengenai hakikat gunung sebagai kata kiasan; kepentingan sejarah manusia; tempat berlaku mukjizat; tempat berlindung manusia dan hewan; penyeimbang bumi; keagungan penciptaan gunung, gambaran komposisi geologi; fakta bahawa gunung bergerak; supernatural dan nasib gunung pada hari kiamat.

Dari segi sains, gunung berapi adalah suatu proses geologi yang membibitkan pembentukan daratan yang dimana letusan membentuk permukaan planet, atau yang disebut magma, batuan cair yang meleleh keluar dari bahagian dalam (interior) planet.
Gunung berapi ada dalam beberapa bentuk sepanjang keberadaannya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, menjadi pendam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun, gunung berapi mampu menjadi mati selama waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi, apakah sebuah gunung berapi itu berada dalam posisi aktif atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti aliran lava; letusan gunung berapi; aliran lumpur; abu; kebakaran hutan; gas beracun; gelombang tsunami; dan gempa bumi.

Kejadian fenomena alam abu gunung merapi sedikit sebanyak mengingatkan manusia mengenai kekuasaan Sang Maha Pencipta yang tidak ada bandingannya. Dia boleh melakukan apa saja tanpa ada campur tangan dari siapapun. Manusia sebagai makhluk ciptaannya hanya boleh menerimanya secara sukarela mahupun secara terpaksa demi kebaikan mereka.

“Kalau sudah demikian, adakah Allah yang menciptakan semuanya itu sama seperti makhluk yang tidak menciptakan sesuatu? Maka patutkah kamu lalai sehingga kamu tidak mahu beringat serta memikirkannya?” (Surah al-Nahl: 17)

Sebagai penutup dari tulisan ini Insya Allah ini bisa menjadi peta dan kompas serta peringatan Aqidah baik untuk saya pribadi dan bagi semua sahabat para pendaki gunung atau para penggiat alam bebas untuk lebih cerdas membaca peta tugas dan kewajiban kita sebagai hamba tuhan dalam mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita untuk menjaga, melindungi, memelihara serta memanfaatkan secara lestari semua potensi kekayaan yang terkandung di dalam perut gunung atau yang terlihat dan terhampar di punggungan atau di lereng-lereng bukitnya. Jadi saya akan mengulang kembali kalimat pembuka tulisan saya ini yakni; Tiada pernah ada sedikitpun Allah menciptakan semua mahluknya yang tiada bernilai guna atau sia-sia..Meski pun mahluk itu teramat kecil dan tak bisa dilihat dengan kasat mata. Demikian pula hal nya dengan penciptaan gunung-gunung di hamparan alam semesta ini. 


KESIMPULAN

 Kesimpulannya, al-Quran telahpun mengutarakan beberapa fakta saintifik sejak dari dahulu lagi. Kajian mengenai ilmu geologi hanya dapat diketahui apabila ilmu pengetahuan mulai berkembang dewasa ini. Kita tahu bahawa di dalam al-Quran Allah telah menjelaskan bahawa semua ciptaanNya tidak dijadikan dengan sia-sia tanpa sebarang fungsi. Firman Allah : “ Dan ingatlah bahawa tidaklah kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antaranya, secara main-main (sia-sia).” ( Surah al-Anbiya’[21:16]). Al-Quran telah menyebut bermaksud “ Dan gunung-ganang sebagai pancang paksanya.” (Surah al-Naba: 7) . Maha Suci Allah yang Maha mengetahui.Sekian, terima kasih. . .



RUJUKAN