Ahli Kumpulan: No. Matrik: 1. Nursharina Shasha Binti Mohd Shukri ( 16DEP15F1007 ) 2. Siti Nadiah Binti Othman ( 16DEP15F1033 ) 3. Norsyahida Binti Ab Rahman ( 16DEP15F1041 )
Kelas: DEP2A
Sesi: Disember 2015
Nama Pensyarah: Pn Raihan Binti Ahmad
PENGENALAN
MAKSUD GUNUNG:
Kejadian
gunung di bumi adalah untuk mengukuhkan kedudukan bumi supaya bumi itu
tidak bergoncang apabila bumi beredar atas paksinya.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah
yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Gunung adalah bagian dari
permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah
bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat
lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari
besaran tertentu; misalnya, Encyclopaedia Britannica memerlukan
ketinggian 2000 kaki (610 m) agar boleh didefinisikan sebagai gunung.
DEFINISI:
Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih
tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya
lebih besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat boleh
jadi lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung di tempat
yang lain. Gunung pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam
atau boleh juga dikelilingi oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada
beberapa ketinggian gunung boleh memiliki dua atau lebih iklim, jenis
tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang berbeza.
Sebenarnya tidak ada definisi umum untuk gunung. Ketinggian, kecuraman, jarak dan kontinuitas dapat dijadikan kriteria dalam
mendefinisikan gunung. Menurut KBBI, definisi gunung adalah "Bukit yg
sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)".
GEOLOGI:
Terdapat
tiga jenis utama dari gunung. Gunung api, gunung lipatan, dan gunung
patahan.Ketiga jenis ini terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian
dari
kerak bumi bergerak, roboh dan tenggelam. Tenaga endogen, pengangkatan
isotasi dan intrusi magma mengangkat lapisan batuan ke atas dan
membentuk sebuah dataran yang lebih tinggi dari dataran sekitar.
Ketinggian dari pengangkatan ini membentuk bukit, jika bukitnya lebih
tinggi dan lebih curam maka terbentuklah gunung. Pegunungan utama
cenderung terbentuk dalam garis panjang yang menandakan batas dan
aktiviti sebuah lempeng tektonik.
Bentuk Permukaan Bumi Daratan
Daratan adalah suatu wilayah yang ada di atas permukaan bumi. Relief
permukaan bumi daratan bisa kita lihat secara langsung. Keanekaragaman
bentuk permukaan bumi daratan sangat banyak bahkan keanekaragaman bentuk
ini menyebabkan perbedaan budaya dan bahasa di muka bumi ini. Ada
banyak sekali bentuk – bentuk permukaan bumi daratan, di antaranya
adalah:
Pegunungan
Pegunungan
adalah kumpulan gunung – gunung yang saling berdekatan atau disebut
juga dengan gugusan beberapa gunung. Pegunungan dikelompokkan menjadi
dua jenis pegunungan, yaitu pegunungan tinggi yang ketinggiannya dapat
mencapai lebih dari 15. 00 meter di atas permukaan laut dan pegunungan
rendah yang ketinggiannya mencapai 500 – 15.00. Contoh pegunungan yang
sangat tinggi dan panjang adalah pegunungan alpen yang memisahkan benua
Asia dan Eropah.
Gunung
Gunung
adalah permukaan bumi yang menonjol dan menjulang tinggi. Gunung
memiliki puncak, lereng dan kaki gunung. Ada dua jenis gunung yang ada
di muka bumi ini, yaitu gunung aktif yang disebut dengan gunung berapi
dan gunung tidak aktif. Contoh gunung tertinggi yang ada di bumi ini
adalah Gunung Everest di Nepal.
Bukit/Perbukitan
Bukit
atau perbukitan adalah suatu wilayah yang memiliki ketinggian antara
200 – 500 meter di atas permukaan laut. Bentuk perbukitan ini hampir
menyerupai bentuk pegunungan, namun memiliki ketinggian yang lebih
rendah. Di sekitar perbukitan biasanya ada sebuah wilayah yang landai
dan subur yang disebut dengan lembah.
"Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan
Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaaf : 38)
PERANAN GUNUNG DALAM AL-QURAN
Sangat
menarik untuk dicatat bahawa fakta-fakta ini yang ditemukan oleh
geologi moden di masa kita sekarang telah terungkap dalam Al-Qur'an: Dia
menciptakan langit tanpa tiang yamg dapat kau lihat; Dia memancangkan
di atas bumi gunung-ganang supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia
menebarkan di dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Qur,an
Surah Luqman 31:10)
PERANAN GUNUNG DALAM SAINS
Tekanan
yang didesakkan oleh pegunungan terhadap kerak bumi dengan masa yang
amat panjang itu mencegah pergerakan magma di kerak bumi dari
penjangkauan bumi dan penghancuran kerak bumi. Lapisan tengah bumi, yang
disebut inti, merupakan kawasan yang terbuat dari bahan-bahan yang
mendidih di suhu yang mencapai ribuan darjah. Pergerakan di inti ini
menyebabkan pemisahan bahagian untuk tegak di antara pelat-pelat bumi.
pegunungan yang tegak di bahagian ini menghalangi pergerakan ke atas dan
melindungi bumi dari gempa bumi yang kuat.
KEJADIAN GUNUNG
menurut
kajian geologis, pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan
dan perbenturan pelat raksasa yang merupakan kerak bumi. Pelat-pelat ini
amat besar dan membawa semua benuanya. Bila dua pelat bertembung, yang
satu biasanya tergelincir di bawah yang lain dan puing-puing di antara
keduanya terangkat. Tonjolan besar di puing-puing yang dipadatkan ini
membentuk pegunungan dengan terangkat lebih tinggi daripada
sekelilingnya. Sementara itu, tonjolan yang merupakan pegunungan
bergerak di bawah tanah. Ini bererti bahawa pegunungan mempunyai
bahagian yang terseret ke bawah sebesar bahagiannya yang terlihat.
Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah
berfirman:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan,
dan gunung-gunung sebagai pasak? (An Naba', 78: 6-7)
Ilmu bumi moderen telah membuktikan bahwa gunung-gunung
memiliki akar di dalam tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang
berlipat dari ketinggian mereka di atas permukaan tanah. Jadi, kata yang paling
tepat untuk menggambarkan gunung-gunung berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak"
karena bagian terbesar dari sebuah pasak tersembunyi di dalam tanah.
Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang memiliki akar yang dalam,
baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19.
Sebagaimana pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang
sesuatu agar kokoh, gunung-gunung juga memiliki fungsi penting dalam
menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya tanah. Allah berfirman:
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu
tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan
agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)
Surah AlWaqi'ah. Ayat 005.
Dan gunung-ganang dihancur leburkan dengan selebur-leburnya,
Surah AlMa'arij. Ayat 009.
Dan gunung-ganang pula menjadi seperti bulu (yang berterbangan)
MUKJIZAT AL-QURAN-FUNGSI GUNUNG-GANANG
Di dalam al-Quran Allah telah menjelaskan bahawa semua ciptaaNya tidak
dijadikan dengan sia-sia tanpa sebarang fungsi. Firman Allah :
Dan
(ingatlah) tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang
ada di antaranya, secara main-main (sia-sia) (al-Anbiya’[21:16]).
Bumi
yang luas terbentang mempunyai berbagai-bagai komponen utama yang
tambah menyempurnakan susun atur alam ini. Di antara komponen yang
penting kepada kewujudan alam ini ialah bentuk muka bumi yang
berbukit-bukau dan bergunung-ganang. Tidak dapat dinafikan, kewujudan
bukit-bukau dan gunung-ganang di serata dunia mempunyai fungsinya yang
tertentu kepada kestabilan alam. Di antara fungsi segala bukit bukau dan
gunung-ganang ini ialah sebagai penstabil bumi daripada sebarang
gegaran.
Oleh sebab itu, para ahli kaji bumi dan ahli geologi
menyarankan agar bukit-bukau serta gunung-ganang tidak diusik demi untuk
menjaga kestabilan ekosistem alam. Tragedi yang berlaku di serta tempat
seperti peristiwa runtuhan yang berlaku di kawasan Hulu kelang
akhir-akhir ini adalah bukti kederhakaan manusia kepada fungsi
bukit-bukau serta gunung-ganang. Keghairahan mengejar kemajuan serta
membuat pembangunan tanpa mengambil kira susun atur ekosistem alam telah
mengundang berbaga-bagai bencana alam.
Disebabkan faktor ini,
pihak kerajaan melalui Kementerian Sumber Asli dan Alam Sekitar dan
Pihak Berkuasa Tempatan telah menetapkan garis panduan khusus yang mesti
dipatuhi tentang projek pembangunan di kawasan tanah tinggi yang
berisiko. Langkah ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan alam dan
kesinambungan kehidupan manusia.
Ketika membicarakan tentang
fungsi alam ciptaan Allah, al-Quran yang diturunkan semenjak 1400 tahun
dahulu telah sedia menjelaskan fungsi kewujudan bukit-bukau serta
gunung-ganang sebagai pasak dan penstabil bumi daripada gegaran. Firman
Allah:
(Mengapa kamu ragu-ragukan kekuasaan Kami
menghidupkan semula orang-orang yang telah mati?) Bukankah Kami telah
menjadikan bumi (terbentang luas) sebagai hamparan? Dan gunung-ganang
sebagai pancang pasaknya? (al-Naba’[78:6-7]). Allah juga berfirman :
Dan
Ia mengadakan di bumi gunung-ganang yang menetapnya supaya ia tidak
menghayun-hayunkan kamu; dan Ia mengadakan sungai-sungai serta
jalan-jalan lalu lalang, supaya kamu dapat sampai ke matlamat yang kamu
tuju. (al-Nahl[16:15]). Juga firman Allah :
Dan
Kami telah menjadikan di bumi gunung-ganang yang menetapnya, supaya
bumi itu tidak menggegar mereka; dan Kami jadikan padanya celah-celah
sebagai jalan-jalan lalu-lalang, supaya mereka dapat sampai kepada
mencapai keperluan rohani dan jasmani. (al-Anbiya’[21:31]).
Fakta
yang terkandung di dalam ayat-ayat di atas ternyata bertepatan dengan
ilmu geologi moden yang mengakui kepentingan bukit-bukau serta
gunung-ganang sebagai faktor pasak atau penstabil bumi daripada sebarang
gegaran, tanah runtuh dan gempa bumi. Selain itu penemuan baru para
saintis di bidang geologi dan kaji bumi juga mendapati bahawa
bukit-bukau dan gunung-ganang sememangnya mempunyai akar yang jauh lebih
dalam ke dasar bumi berbanding dengan puncaknya. Ini dijelaskan oleh
Raymond Siever,seorang tokong kaji bumi yang tersohor di dunia.
Oleh itu apabila bukit-bukau serta gunung-ganang semakin banyak digondol
serta ditarah untuk tujuan pembangunan, maka kestabilan tanah akan
terancam dan semakin banyak bencana alam seperti gempa bumi, gegaran dan
tanah runtuh akan berlaku. Ini bertepatan dengan amaran Allah di dalam
firmanNya:
Telah timbul berbagai kerosakan dan bala
bencana di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleh
tangan manusia; (timbulnya yang demikian) kerana Allah hendak merasakan
mereka sebahagian dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka
telah lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)
(al-Rum[30:41]). Contoh mudah yang boleh
digunakan untuk memahami konsep ini ialah dengan memberikan contoh
sehelai kertas yang diletakkan di atas meja. Kertas tersebut akan senang
berterbangan apabila ditiup angin kerana tidak ada paku atau
benda-benda berat yang menahannya daripada bergerak. Apabila benda-benda
berat yang kita ibaratkan sebagai gunung-ganang diletakkan di atas
kertas tersebut, kedudukannya akan bertambah stabil dan sukar diusik
oleh angin yang bertiup atau arus air yang mengalir.
Para
ulama juga menyokong teori ini dengan perumpamaan seorang nelayan yang
berdiri di hujung perahunya yang kosong. Perahu nelayan tersebut sudah
pasti akan terjongket, terbalik dan tidak stabil. Oleh itu, untuk
menambahkan kestabilan perahu tersebut, nelayan itu perlu meletakkan
barang-barang yang berat di dalam perahunya. Barang-barang itu juga
boleh diumpamakan seperti bukit-bukau serta gunung-ganang. Setelah diisi
dengan barang-barang tersebut, nelayan itu akan dapat berdiri dengan
stabil di hujung perahu seperti yang dilakukannya sebelum ini.
Rakaman Pendaki Di Puncak Gunung Kinabalu | Sabah Earthquake
KENAPA ALLAH SWT MENCIPTAKAN GUNUNG?
Kita semua pasti sepakat
dengan kalimat-kalimat spt ini ; Tiada pernah ada sedikitpun Allah
menciptakan semua mahluknya yang tiada bernilai guna atau sia-sia..Meski
pun mahluk itu teramat kecil dan tak bisa dilihat dengan kasat mata.
Demikian pula hal nya dengan penciptaan gunung-gunung di hamparan alam
semesta ini.
Sementara itu GUNUNG MERAPI adalah salah satu nama
daripada ribuan nama yang diberikan kepada ciptaan Allah SWT yang
bernama gunung. Fungsi Gunung adalah penyeimbang bumi di mana tanpanya
bumi akan beroleng (bergerak) tidak tentu arah. Inilah satu fungsi
gunung yang ditetapkan al-Quran lebih 1,400 tahun lalu.
Di dalam
Al Qura’n tidak sedikit firman Allah yang berkaitan dengan peranan,
fungsi dan nilai guna gunung bagi kehidupan ini..Salah satu fungsi
utamanya adalah penyeimbang bumi atau sebagai “ TIANG PANCANG bumi “di
mana tanpanya (gunung2) bumi akan beroleng (bergerak) tidak tentu arah.
Inilah satu fungsi gunung yang ditetapkan al-Quran lebih 1,400 tahun
lalu.
Al-Quran menyebutnya seperti berikut: “Dan gunung-ganang
sebagai pancang pasaknya.” (QS. al-Naba: 7) Dalam ayat lain Allah pun
berfirman yang artinya: “Dan Dia mengadakan di bumi gunung-gunung yang
menetapkannya supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu, dan Dia
mengadakan sungai-sungai serta jalan-jalan lalu-lalang, supaya kamu
dapat sampai ke matlamat yang kamu tuju.” ( QS. al-Nahl: 15 )
Al-Quran menyebut gunung dengan dua perkataan bahasa Arab. Yang pertama
kata jamak *JIBAL* dan disebut sebanyak 33 kali, manakala kata tunggal
‘JABAL’ disebut enam kali dan yang kedua kata ‘RAWASI’ yang diulang
sebanyak 10 kali.
Menurut Rosihan dan Fadlullah, istilah jabal
lebih bersifat umum, sedangkan rawasi kemungkinan dimaksudkan khusus
untuk menyebutkan gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi. Hal ini
dikuatkan pula oleh makna dasar dari-pada kata berkenaan. Kata rawasi
bermakna sesuatu yang dapat membuat benda yang bergoncang menjadi diam,
dalam hal ini benda yang bergoncang adalah bumi.
Penyebutan rawasi
juga selalu didahului dengan kata alqa berarti ‘mencampakkan’, atau
‘meletakkan sesuatu yang belum ada sebelumnya di tempat itu.’ Makna ini
sesuai dengan uraian ilmiah mengenai gunung. Gunung-gunung yang berada
di batas lempeng (divergence mahupun convergence) memang tidak muncul
bersamaan dengan pembentukan daratan, melainkan harus melalui proses
tektonik terlebih dulu.
Penggunaan istilah makrifat (al) yang
mendahului kata ard dalam Surah Al-Nahl ayat 15. Ini adalah Isim (kata
benda) yang menunjukkan pengkhususan, dalam hal ini pengkhususan bagian
tertentu dari bumi. Ini bererti ‘gunung’ dimaksudkan dalam ayat tidak
terdapat di seluruh permukaan bumi, akan tetapi hanya pada wilayah
tertentu. Wilayah itu kemungkinan adalah batas-batas lempeng.
Bagian lain setelah kata rawasi dalam ayat ini adalah perkataan an
tamiida bikum yang bermakna ‘supaya ia tidak menghayun-hayunkan kamu.’
Perkataan ini mungkin menunjukkan ‘gunung’ yang dibicarakan dalam ayat
itu ialah gunung berada dekat dengan permukiman manusia, yakni
gunung-gunung di batas lempeng konvergen. Gunung di bawah laut (batas
lempeng divergen) mungkin tidak termasuk dalam ‘gunung’ yang dibicarakan
ayat ini.
Dalam al-Quran disebut gunung 49 kali mempunyai tujuan
tertentu. Dengan bilangan sebanyak itu, sudah tentu gunung mempunyai
kedudukan tersendiri dalam rangkaian makhluk ciptaan Allah. Kita boleh
mengkategorikan pembahasan gunung dalam 49 ayat itu kepada pembahasan
mengenai hakikat gunung sebagai kata kiasan; kepentingan sejarah
manusia; tempat berlaku mukjizat; tempat berlindung manusia dan hewan;
penyeimbang bumi; keagungan penciptaan gunung, gambaran komposisi
geologi; fakta bahawa gunung bergerak; supernatural dan nasib gunung
pada hari kiamat.
Dari segi sains, gunung berapi adalah suatu
proses geologi yang membibitkan pembentukan daratan yang dimana letusan
membentuk permukaan planet, atau yang disebut magma, batuan cair yang
meleleh keluar dari bahagian dalam (interior) planet.
Gunung
berapi ada dalam beberapa bentuk sepanjang keberadaannya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, menjadi pendam,
sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun, gunung
berapi mampu menjadi mati selama waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi
aktif kembali. Karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
sesuatu gunung berapi, apakah sebuah gunung berapi itu berada dalam
posisi aktif atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus,
magma yang terkandung di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai
lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung
berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti aliran lava; letusan
gunung berapi; aliran lumpur; abu; kebakaran hutan; gas beracun;
gelombang tsunami; dan gempa bumi.
Kejadian fenomena alam abu
gunung merapi sedikit sebanyak mengingatkan manusia mengenai kekuasaan
Sang Maha Pencipta yang tidak ada bandingannya. Dia boleh melakukan apa
saja tanpa ada campur tangan dari siapapun. Manusia sebagai makhluk
ciptaannya hanya boleh menerimanya secara sukarela mahupun secara
terpaksa demi kebaikan mereka.
“Kalau sudah demikian, adakah
Allah yang menciptakan semuanya itu sama seperti makhluk yang tidak
menciptakan sesuatu? Maka patutkah kamu lalai sehingga kamu tidak mahu
beringat serta memikirkannya?” (Surah al-Nahl: 17)
Sebagai
penutup dari tulisan ini Insya Allah ini bisa menjadi peta dan kompas
serta peringatan Aqidah baik untuk saya pribadi dan bagi semua sahabat
para pendaki gunung atau para penggiat alam bebas untuk lebih cerdas
membaca peta tugas dan kewajiban kita sebagai hamba tuhan dalam
mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita untuk menjaga, melindungi,
memelihara serta memanfaatkan secara lestari semua potensi kekayaan
yang terkandung di dalam perut gunung atau yang terlihat dan terhampar
di punggungan atau di lereng-lereng bukitnya. Jadi saya akan mengulang
kembali kalimat pembuka tulisan saya ini yakni; Tiada pernah ada
sedikitpun Allah menciptakan semua mahluknya yang tiada bernilai guna
atau sia-sia..Meski pun mahluk itu teramat kecil dan tak bisa dilihat
dengan kasat mata. Demikian pula hal nya dengan penciptaan gunung-gunung
di hamparan alam semesta ini.
KESIMPULAN
Kesimpulannya,
al-Quran telahpun mengutarakan
beberapa fakta saintifik sejak dari dahulu lagi. Kajian mengenai ilmu
geologi
hanya dapat diketahui apabila ilmu pengetahuan mulai berkembang dewasa
ini. Kita tahu bahawa di dalam al-Quran Allah telah menjelaskan
bahawa semua ciptaanNya tidak dijadikan dengan sia-sia tanpa sebarang
fungsi.
Firman Allah : “ Dan ingatlah bahawa tidaklah kami menciptakan langit
dan bumi
serta segala yang ada di antaranya, secara main-main (sia-sia).” ( Surah
al-Anbiya’[21:16]). Al-Quran telah menyebut bermaksud “ Dan
gunung-ganang
sebagai pancang paksanya.” (Surah al-Naba: 7) . Maha Suci Allah yang
Maha
mengetahui.Sekian, terima kasih. . .